Doa setelah tasyahud akhir 8

 

اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْراً لِي، 


وَتَوَفَّنِي إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْراً لِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ


وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ فِي الْغِنَى وَالْفَقْرِ،


وَأَسْأَلُكَ نَعِيماً لاَ يَنْفَدُ، وَأَسْأَلُكَ قُرَّةَ عَيْنٍ لاَ تَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ


وَأَسْــــأَلُكَ بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ


وَالشَّوْقَ إِلَى لِقائِكَ فِي غَيرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلاَ فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اللَّهُمَّ زَيِّنَا بِزِينَةِ الإِيمَانِ،


وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ


Allaahumma bi’ilmikal-ghayba wa qudratika ‘alal-khalqi ‘ahyinee maa ‘alimtal-hayaata khayran lee

wa tawaffanee ‘ithaa ‘alimtal-wafaata khayran lee, Allaahumma ‘innee ‘as’aluka khashyataka fil-ghaybi wash-shahaadati,

wa ‘as’aluka kalimatal-haqqi fir-ridhaa walghadhabi, wa ‘as’alukal-qasda fil-ghinaa walfaqri,

wa ‘as’aluka na’eeman laa yanfadu, wa ‘as’aluka qurrata ‘aynin laa tanqati’u, wa ‘as’alukar-ridhaa ba’dal-qadhaa’i,

wa ‘as’aluka bardal-‘ayshi ba’dal-mawti, wa ‘as’aluka laththatan-nadhari ‘ilaa wajhika

wash-shawqa ‘ilaa liqaa’ikafee ghayri dharraa’a mudhirratin wa laa fitnatin mudhillatin, Allaahumma zayyinnaa bizeenatil-‘eemaani waj’alnaa hudaatan muhtadeen..

“Ya Allah, dengan ilmuMu atas yang gaib dan dengan kemahakuasaanMu atas seluruh makhluk, perpanjanglah hidupku, bila Engkau mengetahui bahwa kehidupan selanjutnya lebih baik bagiku. Dan matikan aku dengan segera, bila Engkau mengetahui bahwa kematian lebih baik bagiku.

Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu agar aku takut kepadaMu dalam keadaan sembunyi (sepi) atau ramai. Aku mohon kepadaMu, agar dapat berpegang dengan kalimat hak di waktu rela atau marah. Aku minta kepadaMu, agar aku bisa melaksanakan kesederhanaan dalam keadaan kaya atau fakir, aku mohon kepadaMu agar diberi nikmat yang tidak habis dan aku minta kepadaMu, agar diberi penyejuk mata yang tak putus.

Aku mohon kepadaMu agar aku dapat rela setelah qadhaMu (turun pada kehidupanku). Aku mohon kepadaMu kehidupan yang menyenangkan setelah aku meninggal dunia. Aku mohon kepadaMu kenikmatan memandang wajahMu (di Surga), rindu bertemu denganMu tanpa penderitaan yang mem-bahayakan dan fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan keimanan dan jadikanlah kami sebagai penunjuk jalan (lurus) yang memperoleh bimbingan dariMu.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *